Senin, 24 Agustus 2009

RUMPUT LAUT HARAPAN BARU MASYARAKAT PESISIR TELUK AWUR


BUDIDAYA RUMPUT LAUT Eucheuma cottoni HARAPAN BARU MASYARAKAT PESISIR TELUK AWUR KECAMATAN TAHUNAN KABUPATEN JEPARA



Desa Teluk Awur merupakan salah satu kawasan yang mempunyai garis pantai terpanjang di pesisir Jepara yaitu sepanjang ± 2 km mulai dari perbatasan Desa Tegal Sambi sampai dengan Desa Semat. Hasil Kajian yang dilakukan Tenaga Pendamping Teknologi (TPT) Perikanan Budidaya Kabupaten Jepara selama periode bulan April sampai dengan Juni 2009 yang dilakukan pada beberapa titik lokasi mulai dari Perairan Empuranca sampai dengan Teluk Awur, menempatkan kawasan perairan teluk Awur sebagai kawasan yang paling layak untuk
dilakukan pengembangan budidaya rumput laut, disusul oleh perairan Bandengan Kecamatan Jepara Menurut Cocon, S.Pi (TPT Perikanan Budidaya) bahwa total lahan potensial ke-dua kawasan tersebut mencapai > 200 Ha dimana titik lokasi minimal 300 meter dari garis pantai. Identifikasi kelayakan perairan tersbut juga pernah dilakukan oleh Jurusan Kelautan Universitas Diponegoro Semarang dimana hasilnya Teluk Awur dan Bandengan potensial untuk dilakukan pengembangan budidaya rumput laut.

Jum’at, 14 Agustus 2009 telah dilakukan kegiatan panen bersama rumput laut oleh Kelompok Pembudidaya Rumput Laut “Sido Makmur” desa Teluk Awur Kecamatan Tahunan. Kegiatan panen ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara yang diwakili oleh Ir. Adi Sasongko, M.Si sebagai Kasie Bina Usaha Budidaya Perikanan laut, BBPBAP Jepara, Camat Kecamatan tahunan, aparat pemerintahan setempat serta Harian Suara Merdeka Semarang. Panen yang dilakukan pada luas lahan sekitar 2,12 Ha ini dengan jumlah Kapasitas Produksi sekitar 20 ton. Menurut Ir. Adi Sasongko tingkat pemanfaatan lahan budidaya masih minim yaitu baru sekitar 1,4% dari total potensi lahan di perairan teluk Awur seluas ± 150 Ha, ini tentunya akan menjadi harapan dan tantangan kedepan untuk dilakukan kegiatan budidaya secara masal. “Untuk tahap awal kami menargekan tingkat kepemilikan lahan per-pembudidaya minimal 1.000 m2 dari sekarang yang baru sekitar 200 m2/pembudidaya, hal ini dimaksudkan agar tingkat pendapatan dari hasil budidaya mengalami peningkatan dari Rp.400.000,- menjadi minimal Rp.1.500.000 per-pembudidaya selama 1 siklus tanam, dimana secara umum kami menargetkan pemanfaatan awal di perairan teluk awur sebesar min. 8 Ha lahan budidaya dengan kapasitas produksi minimal 160 ton berat basah” tambah beliau saat member keterangan pada Suara Merdeka.

Camat Kecamatan Tahunan dalam sambutannya meminta kepada pihak Dinas kelautan dan Perikanan untuk terus melakukan pendampingan dan pembinaan secara intensif sehingga kegiatan budidaya ini akan berkelanjutan serta diharapkan pengelolaannya dilakukan secara terintegrasi dimana kedepan perlu upaya untuk menciptakan produk olahan rumput laut sebagai nilai tambah penghasilan ibu-ibu pesisir Teluk Awur.

Menurut pengakuan Masyudi Ketua Kelompok Pembudidaya Rumput Laut “Sido Makmur”, Kegiatan usaha budidaya rumput laut ini sangat potensial dan sangat membantu masyarakat teluk awur dalam upaya mendapatkan penghasilan tambahan diluar profesi anggota yang kebayakan sebagai nelayan tangkap dimana hasil dari budidaya rumput laut ini tehitung cepat hanya dalam waktu 45 hari sudah bisa dipanen. “Akhir-akhir ini hasil tangkapan nelayan setiap saat mengalami penurunan, sehingga perlu adanya kegiatan lain yang mampu menopang kebutuhan sehari-hari keluarga, kami sangat berterima kasih kepada pihak pemerintah yang telah memberikan pengenalan dan bimbingan budidaya rumput laut serta memberikan bantuan stimulant lewat Bantuan social untuk budidaya rumput laut pada 34 pembudidaya anggota kami”, imbuhnya. Ditambahkam masyudi saat ini Kelompok Pembudidaya Rumput Laut “Sido Makmur” beranggotakan sekitar 90 orang, namun demikan tahap awal ini baru 47 orang yang aktif melakukan kegiatan budidaya dengan rata-rata kepemilikan lahan baru sebanyak 3 tali ris masing-masing panjang 150 meter padahal paling tidak target kami semua anggota yang berjumlah 90 arang mampu melakukan kegiatan budidaya dengan minimal mempunyai 10 tali ris per-anggota. “Keterbatasan modal merupakan kendala yang kami hadapi untuk melakukan pengembangan lahan budidaya padahal kami sangat ingin perairan Teluk awur ini penuh dengan rumput laut, upaya yang telah kami lakukan adalah dengan mencoba mengajukan proposal pengembangdan ke Dirjen Perikanan Budidaya DKP serta pemerintah daerah, disamping kami dibantu oleh TPT Perikanan Budidaya mencoba untuk melakukan pendekatan ke pihak perusahaan yang ingin ber-mitra, maklum hampir keseluruhan anggota kami adalah pemula, sehingga kami butuh dukungan dari pihak pemerintah maupun swasta”, tambah Masyudi.

“Pertumbuhan rumput laut di Perairan Teluk Awur sampai saat ini dalam kondisi baik dimana rata-rata pertambahan berat bisa mencapai 5-10 kali lipat dari berat awal tanam. Bahkan disaat rumput laut di sebagian besar Karimunjawa terserang penyakit Ice-ice dan hama lumut, Alhamdulillah pada perairan teluk awur kondisinya malah baik. Bulan lalu kami telah mampu menjual bibit sebanyak 250 kg untuk permintaan salah satu pengusaha dari Pulau Bintan Kepulauan Riau , mudah-mudahan saja kegiatan budidaya akan terus bertahan, cuman kami masih membutuhkan dukungan dana dari pihak pemerintah untuk menambah lahan budidaya“, kata Bathi salah satu pembudidaya rumput laut sambil menghisap sebatang rokok.

Teknologi budidaya yang tersedia dengan tingkat penyerapan yang sederhana merupakan salah satu keunggulan yang harus diterapkan terhadap masyarakat pesisir Kabupaten Jepara. Secara ekonomis kegiatan usaha budidaya rumput laut merupakan usaha yang layak dan mampu dilakukan oleh semua masyarakat pesisir, adanya cash flow yang cepat sekitar 40-45 hari pembudidaya sudah bisa melakukan pemanenan dan biaya operasinal selama budidaya nyaris tidak ada, hal inilah yang menjadi factor utama berkembangnya animo masyarakat psisir Teluk awur untuk melakukan kegiatan usaha budidaya rumput laut. Sebagai langkah awal untuk membantu penyerapan produksi dari pembudidaya melalui peran dari Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) “Jepara Makmur

Sejahtera” Kab. Jepara maka hasil panen pembudidaya dapat langsung dijual tanpa ada batasan quota. Saat ini harga rumput laut ditingkat pembudidaya berkisar antara Rp.8.000,- s/d Rp. 9.000,- / berat kering. Sedangkan dari UPP sendiri hasil produksinya langsung diserap oleh PT. Indo Carrageen salah satu perusahaan dari Surabaya.

Melalui kegiatan panen rumput laut ini tentunya mampu menepis anggapan sebagian orang bahwa perairan pesisir Jepara kurang layak untuk budidaya rumput laut. Sangat besarnya potensi budidaya rumput laut di Kabupaten Jepara termasuk yang berkembang pesat di Kepulauan Karimunjawa diharapkan akan mampu menopang peningkatan produksi rumput laut nasional, oleh karena itu kegiatan budidaya yang dilakukan di pesisir Jepara dalam hal ini di Teluk Awur harus dijadikan perhatian dan sasaran pengembangan kawasan budidaya rumput laut melalui dukungan serius dari pemerintah pusat maupun daerah.




Sumber : www.sda_jprseaweeds.blogspot.com

1 komentar:

  1. Salam Pak........ Kita Mau Beli Hasil panennnya . Harga Ikuti Pasaran. Hub.02913317368

    BalasHapus

Silahkan berkunjung ke blog kami untuk melihat informasi seputar sumberdaya rumput laut di Kabupaten Jepara