Senin, 31 Agustus 2009

MANFAAT RUMPUT LAUT UNTUK KESEHATAN

MANFAAT RUMPUT LAUT, CEGAH KANKER DAN ANTIOKSIDAN
RUMPUT LAUT BAHAN PANGAN LEZAT MULTI KHASIAT

Trend gaya hidup sehat dengan pola makan tinggi serat semakin membudaya di masyarakat kita. Karenanya rumput laut sebagai “ratu serat” juga semakin menanjak popularitasnya. Tak Cuma itu, khasiatnya yang beragam semakin menambah daya tarik tanaman dari dasar samudera ini.

SEKILAS TENTANG RUMPUT LAUT
Sebagai bahan pangan, rumput laut telah dimanfaatkan bangsa Jepang dan Cina semenjak ribuan tahun yang lalu. Sebenarnya apa rumput laut itu?. Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga, masyarakat Eropa mengenalnya dengan sebutan seaweed. Tanaman ini adalah gangang multiseluler golongan divisi thallophyta. Berbeda dengan tanaman sempurna pada umumnya, rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun. Jika kita amati jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-cabang. Rumput laut biasanya hidup di dasar samudera yang dapat tertembus cahaya matahari. Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain. Warna inilah yang menggolongkan jenis rumput laut. Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis ganggang biru (cyanophyceae), ganggang hijau (chlorophyceae), ganggang merah (rodophyceae) atau ganggang coklat (phaeophyceae).

HASIL OLAH RUMPUT LAUT Beragam hasil olah rumput laut dapat dijumpai di pasaran, mulai dari yang kering, bubuk maupun yang segar. Berikut beberapa diantaranya:

Nori: Nori dibuat dari rumput laut yang dihaluskan. bubur rumput laut ini kemudian dihamparkan dengan ketebalan yang sangat tipis. Proses selanjutnya dikeringkan sehingga bentuknya lembaran menyerupai kertas. Nori banyak digunakan pada masakan Jepang, mulai dari pembungkus sushi, udang gulung atau rollade goreng. Pilih nori yang lentur, kering dan warnanya hitam mengkilat.

Kombu dan Wakame Sejenis ganggang laut yang dikeringkan. Kombu adalah bahan dasar membuat kaldu pada masakan Jepang. Setelah direbus kuahnya untuk kaldu dan kombunya digunakan untuk isi soup, salad atau tumisan. Sedangkan wakame, bentuknya hampir menyerupai kombu, biasanya digunakan untuk campuran salad, isi soup atau campuran mie. jangan merebus wakame lebih dari satu menit untuk mendapatkan citarasa yang maksimal.

Manisan Rumput Laut Diperoleh dari rumput laut segar, kemudian dicuci, direbus dan diolah dengan larutan gula sebagai pengawetnya. Citarasanya menyegarkan dan teksturnya kenyal juga renyah, sangat cocok untuk campuran es, pudding dan aneka dessert.

Agar-agar Proses membuat agar-agar sangat panjang. Tahap pertama pemilihan jenis rumput laut yang akan digunakan, yaitu jenis gracilaria sp atau gelidium sp. Slanjutnya proses pemecahan dinding sel, pemasakan(ekstrasi) sampai pada pengeringan. Dipasaran banyak dijumpai agar-agar dalam aneka bentuk, baik yang batangan maupun serbuk.


GIZI TERKANDUNG DAN MANFAATNYA
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa rumput laut adalah bahan pangan berkhasiat, berikut beberapa diantaranya:

Antikanker Penelitian Harvard School of Public Health di Amerika mengungkap, wanita premenopause di Jepang berpeluang tiga kali lebih kecil terkena kanker payudara dibandingkan wanita Amerika. Hal ini disebabkan pola makan wanita Jepang yang selalu menambahkan rumput laut di dalam menu mereka.

Antioksidan Klorofil pada gangang laut hijau dapat berfungsi sebagai antioksidan. Zat ini membantu membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat berbahaya bagi tubuh.

Mencegah Kardiovaskular Para Ilmuwan Jepang mengungkap, ekstrak rumput laut dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Bagi pengidap stroke, mengkonsumsi rumput laut juga sangat dianjurkan karena dapat menyerap kelebihan garam pada tubuh.

Makanan Diet Kandungan serat(dietary fiber) pada rumput laut sangat tinggi. Serat ini bersifat mengenyangkan dan memperlancar proses metabolisme tubuh sehingga sangat baik dikonsumsi penderita obesitas. Karbohidratnya juga sukar dicerna sehingga Anda akan merasa kenyang lebih lama tanpa takut kegemukan.

PERSIAPAN MENJELANG MUSIM BARAT


JEPARA- Kegiatan budidaya rumput laut khususnya yang berada di kawasan pesisir Jepara (di luar Karimunjawa) masih berjalan cukup baik terutama pada kawasan Teluk Awur dan Bandengan. Namun demikian menurut pengalaman nelayan dan pembudidaya, puncak musim tanam untuk tahun ini tinggal tersisa maksimal dua siklus tanam yaitu antara bulan September sampai dengan November, hal ini sesuai prediksi mulai bulan Desember biasanya terjadi gelombang besar akibat musim barat.

“Seperti pengalaman sebelumnya bahwa gelombang musim barat sangat berpengaruh terhadap kegiatan budidaya, hal ini dampak yang diakibatkan bisa sangat fatal terhadap kontruksi budidaya”, ujar Bathi salah seorang pembudidaya. Selain itu menurut data BMG bahwa pada tahun ini kemungkinan akan terjadi dampak el-nino, yang mengakibatkan suhu perairan akan naik secara signifikan, hal ini menurut TPT Perikanan Budidaya akan sangat berdampak terhadap tingkat pertumbuhan rumput laut. “ Dengan adanya peningkatan suhu yang signifikan, di atas 31oC, mengakibatkan pertumbuhan lambat dan terjadi pigmentasi (rumput laut pucat) akibatnya memicu timbulnya penyakit Ice-ice”, tegasnya.

Keterbatasan dana untuk rekontruksi budidaya dan melanjutkan kegiatan budidaya, diprediksi akan mempengaryhi aktivitas budidaya pasca gelombang musim barat. Seperti yang dituturkan Masyudi, Ketua Kelompok Sido Makmur bahwa anggotanya secara umum belum mampu untuk melanjutkan kegiatan budidaya, jika gelombang musim barat benar-benar melanda area budidaya. “ Kami masih membutuhkan dukungan dana dari pihak swasta maupun pemerintah, hal ini karena saat ini kepemilikan lahan tiap anggota masih terbatas, sehingga kami belum bisa menabung karena semua hasil penjualan panen seluruhnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan keluarga”, tandasnya.

Menanggapi kemungkinan permasalahan di atas, beberapa upaya sedang dilakukan bersama-sama Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. Menghadapi kemungkinan gelombang musim barat melalui UPP Perikanan Budidaya Kabupaten Jepara akan dilakukan evaluasi dan pembahasan secara menyeluruh, bila perlu mengadakan studi banding/sharing pengalaman dengan pembudidaya di Karimunjawa terkait teknik mengantisipasi gelombang musim barat. Seperti dikatakan Abdul Azis, Ketua Kelompok Bintang Laut Karimunjawa bahwa untuk meminimalisir kerugian akibat gelombang, memang ada teknik khusus yang perlu diterapkan sehingga paling tidak dapat menyelamatkan bibit.

Menurut TPT Perikanan Budidaya efektifitas masa tanam rumput laut maksimal antara bulan April sampai dengan November, sehingga pada masa-masa kritis kegiatan budidaya hanya sebatas melakukan Re-stocking atau penyelamatan bibit. Ditambahkan beliau, dalam rangka untuk menutupi kerugian akibat gelombang musim barat, kami telah melakukan beberapa langkah diantaranya mengajukan proposal pada pemerintah pusat maupun daerah. “Sampai saat ini kami sedang melakukan pembicaraan dengan beberapa pengusaha, sejauh ini ada dua pengusaha yang menyatakan minat untuk bekerjasama, kami masih dalam rangka memberikan keyakinan terhadap mereka melalui pemberian gambaran analisa usaha dan pola kemitraan yang akan dibangun”, tandasnya.

“Mudah-mudahan kegiatan kami bisa terus berlanjut melalui dukungan dari pihak tertentu dalam hal ini pihak pemerintah, kegiatan usaha budidaya ini satu-satunya alternatif diluar aktifitas menangkap ikan yang akhir-akhir ini terus mengalamin penurunan”, ujar Yoyok salah satu pembudidaya.”

JENIS RUMPUT LAUT POTENSIAL PENGHASIL KARAGINOFIT



Karaginofit

Karaginofit adalah rumput laut yang mengandung bahan utama polisakarida karagin. Rumput laut yang mengandung karaginan adalah dari marga Eucheuma yang merupakan jenis alga merah (Rhodophyceae). Karaginan ada tiga macam, yaitu iota karaginan dikenal dengan tipe spinosum, kappa karaginan dikenal dengan tipe cottoni dan lamba karaginan. Ketiganya dibedakan dengan sifat jeli yang terbentuk. Iota karaginan berupa jeli lembut dan fleksibel atau lunak. Kappa karaginan jeli bersifat kaku dan getas serta keras. Sedangkan lamba karaginan tidak dapat membentuk jeli, tapi berbentuk cair yang viscous.

Jenis yang potensial diantaranya E. cottoni dan E. spinosum. Kedua jenis ini secara luas diperdagangkan, baik keperluan bahan baku industry dalam negeri maupun ekspor. Sedangkan E. edule dan Hypnea sp hanya sedikit sekali diperdagangkan dan tidak dikembangkan dalam usaha budidaya. Sebaliknya E.cottoni dan E. spinosum dibudidayakan oleh masyarakat pantai. Dari kedua jenis tersebut E.cottoni yang paling banyak dibudidayakan karena permintaan pasar yang sangat besar.

Rumput laut E. cottoni di Indonesia umumnya tumbuh di perairan yang mempunyai rataan terumbu karang. Ia melekat pada substrat karang mati atau batu gamping di daerah interdal dan subtidal. Tumbuh tersebar hamper di seluruh perairan Indonesia.

Wilayah potensial untuk pengembangan budidaya rumput laut E. cottoni terletak di perairan pantai Nanggro Aceh Darussalam (sabang); Sumatera Barat (Pesisir Selatan, Mentawai); Riau (Kepulauan Riau, Batam); Sumatera Selatan ; Bangka Belitung; Banten (ujung Kulon); Kepulauan Seribu; Jawa Tengah (Karimunjawa, Jepara); Jawa Timur (Situ bondo, Madura dan Banyuwangi); Bali (Nusa Penida, Nusa Lembongan); NTB (Lombok Timur, Lombok Barat, Sumbawa, Bima, Dompu); NTT (Larantuka, Kupang, Maumerre, P. Rote); Sulawesi Utara; Gorontalo; Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara; Kalimantan Selatan (P. Laut); Kalimantan Timur; Maluku (P. Seram, Halmahera, Kep. Aru dan Kei); Papua.